Pertemuan dengan Tince Sukarti (II)
Cukup lama Iroh jalan sendiri malam itu. Di penghujung sepertiga malam
menjelang subuh. Dari terminal menuju ke kostan remang-remang yang cukup jauh
jaraknya. Tanpa teman yang sanggup mengerti.
Hingga saat dijumpakan kembali, dengan mata yang tajam menikam jiwa,
menampar bangkitkan Iroh.
Sobat…
Tince sukarti binti machmud kembang terminal yang berwajah lembut. Kuning
langsat warna kulitnya. Rambut panjang, ikal, hitam di pikok. Penyanyi karaoke
tembang lawas. Kasidah, rock ‘n roll,
keroncong genre yang ia sukai. Tapi
sayang Tince bukanlah wanita sekuat Iroh, melainkan Tince wanita jadi-jadian.
Terlihat dari Kumis tipis, jenggot bekas dikurud dan puting yang terbuat dari leunca.
“Iroh… Umairohhhh… Wahai Umairohhh !!!” teriak Tince sambil berlari dari
kejauhan.
Dengan jantung
yang berdetak kencang, bulu kuduk yang merinding, dalam hati Iroh berkata
“Fulan?? Apa itu Fulan sobatku sedari kecil? Kenapa ia memanggilku wahai
umairoh? Memang aku sesembahan?”
“Umairohh… ihhh udah lama gk ketemu.” ungkap Tince dengan mukanya yang
imut dan lirih suaranya yang kecape’an.
“Fulann? Apa kamu fulan? Heyyy?” balas Iroh dengan penasaran dan
memastikan bahwa yang ia ajak bicara kaki-kakinya napak tidak melayang.
“Fulan, iya aku fulan sobat kecilmu. Syukur kau masih mengenaliku.” Jawab
Tince yang mendadak menjadi pria.
“Heyy fulan, kenapa kau seperti ini, kerasukan setan apa kau? Tak
kusangka.” Jawab Iroh.
“Awwww… hahaha, kenapa Iroh, kamu kaget? Nanti aku ceritakan, aku menginap
di tempatmu ya.” Jawab Tince.
Berdua mereka berjalan. Beriringan menyusuri trotoar jalan. Diiringi
suara adzan subuh yang berkumandang. Dan dengan tidak berpegangan tangan. Umairoh
dan Tince yang sama-sama tidak menyangka akan dipertemukan kembali.
Mengingatkan masa lalu mereka yang indah. Lembaran kenangan yang dulunya
tertutup sekarang terbuka kembali. Menguatkan rasa untuk saling berbagi cerita.
Sampailah di titik sunyi. Malam
berakhir sepi menemani. Ku tulis semua yang ku alami. Pagi tiba ku ingin
terlelap. Ku bawa semua ke dalam mimpi. Hingga pada saat ku terjaga. Tersadar
juga ku telah disini.
Aku. Iya aku Umairoh yang sedang
memeluk hangat Tince sukarti.
Komentar
Posting Komentar